Daisypath Anniversary tickers

02 November 2012

Kehamilan 8 Minggu - Duniakau Jungkir Balik

Setelah melewati fase 5 minggu sampai minggu ke 8 yang kalem tapi masih tenang, dimulailah drama ibu hamil.
Mual, eh bukan... Selama ini aku mengalami semacam eneg dengan makanan. Tak ada selera untuk makan. Tapi masih bisa makan, dengan porsi kecil meskipun cepat sekali rasanya bosan dengan makanan. Jadi lebih sering makan cemilan diantara jam-jam makan. Dan otomatis masak pun on off karena jika eneg melanda, nafsu makan hilang apalagi buat masak.

Ketika memeriksakan kandungan di minggu ke-8 ini, alhamdulillah semua baik-baik saja. Normal. Kami bisa mendengarkan detak jantung janin yang ternyata cepat sekali. Tensi darahku normal. Aku mulai mengalami keputihan tapi dokter Tjahja tidak melakukan tindakan apapun. Masih dalam range normal saja, selama tidak berlanjut. Oh iya, memang keputihanku sempet kuning dan kecoklatan. Menurut beliau kalau begitu terus, perlu dilakukan pengecekan lebih lanjut. Beliau menyarankan untuk menjaga daerah miss v tetap kering dan tidak lembab, itu bisa mengurangi keputihan.
Aku juga sudah beberapa kali browsing, keputihan ini masih wajar selama tidak bau dan kehijauan. Kalau gak salah hijau ini indikasi adanya bakteri yang berbahaya.
Alhamdulillah sampai kehamilan 8 minggu tidak ada flek. Aku hanya mengeluhkan rasa eneg dan tak nafsu makanku. Beliau lalu meresepkan obat anti mual selain vitamin asam folat dan AA-DHA.
Seperti biasa, vitamin untuk iu hamil diminum 1x sehari setelah makan sedangkan obat anti mualnya 2x sehari sebelum makan, pagi dan sore.

Sebenarnya sampai kehamilan usia 8 minggu aku belum pernah muntah. Seperti yang aku ceritakan, hanya eneg dan tak nafsu makan. Berat badan gak turun, hanya tidak mengalami peningkatan.

Dan ketika balik dari rumah sakit, badai dimulai. Untuk kali pertama aku muntah. Tapi tak ada yang keluar. Wkwkwk.... Karena dari sore memang gak ada makanan masuk. Ini akibat lapar yang teramat sangat jadinya muntah. Dan seperti biasa aku sangat membenci muntah. Bagaimanapun dulu waktu kecil aku seperti bersahabat dengan mual muntah setiap bepergian dengan kendaraan.

Ternyata, muntah pertama ini memang pertanda awal untuk muntah berikutnya. Bukan, bukan morning sickness. Aku gak pernah mungah pagi hari ketika bangun tidur. Justru bangun tidur aku merasa sangat baik. Setelah lewat jam 9 atau 10 pagi biasanya drama itu dimulai. Begitu saja sampai malam dan aku memutuskan tidur.
Lemas setelahnya, sudah pasti. Terlalu lapar dan terlalu kenyang sudah pasti memicu muntah. Tapi kenyataannya memang muntah ini seakan bisa kapan saja nongol.
Pemicu lain adalah bau. Paling sering ya bau tak sedap. Masuk kamar mandi muntah. Ke dapur muntah. Bau parfum suami pun aku sebel banget. Apalagi baunya sepulang kerja. Langsung mual rasanya. Tapi setelah dia mandi, aku mau lagi deket-deket sama dia. Mainin pipinya, mukanya, gigitin pipinya yang chubby.

Ngidam, ada. Tapi bukan yang sampai nangis bombai ya. Kadang memang muncul keinginan untuk makan makanan tertentu. Rujak itu hampir pasti. Enaknya makan yang seger. Yang berlemak semacam menu makanan lebaran, bye bye. Meskipun dimakan juga tapi gak nafsu. Tapi memang nafsu makan belum hebih sih ya... Selalu lapar itu pasti, tp pengennya makan yang enteng- enteng aja. Daging sih mau. Apalagi sate kambing, makan aja. Tapi minta bener-bener mateng, sesekali aja makannya. Kalau lagi gak nafsu makan biasanya aku minta batagor, siomay atau pempek. Gak perlu banyak-banyak, seporsi juga gak abis. Tapi ini cukup buat aku.

Di usia kehamilan yang masih muda ini pula kami memutuskan tidak pulang kampung waktu idul fitri. Pertama kali aku dan Mas berlebaran di perantauan. Selain riskan melakukan perjalanan jauh menggunakan pesawat di usia kehamilan ini, faktor biaya juga jadi pertimbangan kami. Apalagi progres renovasi rumah jalannya kaya siput.
Jadilah kami sholat idul fitri di masjid baitul ummah, oma batam centre. Khatibnya bagus loh ceramahnya. Menyentuh sekali, membuatku menahan sekuat-kuatnya untuk tidak menitikkan air mata. Ibu-ibu sebelahku udah berlinang air mata.
Pengennya pas lebaran bisa rakus gitu. Soalnyakan kalau silaturahim kemana-mana pasti banyak makanan. Tapi gak bisa tuh. Apalahi dalam kondisi hamil, pasti tuan rumah dengan senang hati menawarkan semua makanannya. Kadang sampai gak enak kalau gak dicobain.
Kominikasi dengan keluarga, hanya bisa lewat telepon. Ya.... Konsekuensi. Alhamdulillah semua bisa memaklumi keadaan kami. Bapak Ibu, sangat memahami keadaanku. Mas Arda dan Mbak Uus juga bisa maklum setelah aku jelaskan, malah Mas Arda ngirim artikel bahaya naik pesawat di kehamilan muda. Keluarga Mas juga satu-persatu akhirnya mengerti setelah dijelaskan alasan kami tak pulang. Alhamdulillah...

Oh iya, balik ke soal mual muntah. Hal yang satu ini menyiksa banget memang. Kadang sampai benar-benar capek rasanya. Sering bertanya-tanya, kapan mual muntah ini berhenti. Aku sangat kangen bisa makan normal. Dengan porsi normalku. Bersahabat dengan rasa kenyang. Mual muntah rasanya sangat menyiksa. Kalo udah lemes, semua serasa tak ada semangat. Makanan tak ada yang menggugah selera. Huhuhuhu.... Sampe nangis kadang-kadang meskipun aku tak menceritakannya ke Mas. Emang lebay banget, tapi hamil dengan adanya orang yang masakin makanan buat kita itu lebih baik daripada tinggal berdua dengan suami. Beli makanan tapi rasanya tak ada yang cocok. Yang ada di otak cuma seandainya aku di Ngawi saat ini, pasti ibu akan memasakkan berbagai makanan favoritku dan aku bisa makan dengan lahapnya.
Meskipun Mas sangat sabar ngadepin aku dan selalu berusaha memberikan apa yang aku inginkan, tapi kan tak mungkin aku mengutarakan aku ingin makan masakan dari ibu. Meskipun aku bisa bikin juga pasti sangat repot, ditambah rasa mual ini. Hal yang tidak mungkin. Mas pernah berpesan, 'ngidam itu wajar tapi tolong jangan minta yang aneh-aneh. Yang ada di Batam aja. Batam beda sama Jakarta. Di sini susah nyarinya, di Jakarta hampir semua ada'. Dan satu lagi, 'kita di rantauan, gak boleh manja, karena kita cuma berdua saja di sini'.

Drama banget memang di usia kehamilan 8 minggu ini. Jadi serba sulit, ntah mungkin aku yang membuatnya menjadi lebih sulit. Toh pada akhirnya semua tetap harus dijalani dengan ikhlas dan penuh semangat.

Ehm...karena ini masa malas-malasnya, hampir seharian aku bisa browsing. Apa saja. Tentang kehamilan, tentang anak, dll. Rajin mantengn twitter, follow dokter-dokter bekewn di twitland. Ada banyak ilmu yang bisa dipelajari, terkait kehamilan dan seputar anak seperti asi, mpasi, imunisasi. Dan gabung di mailing list, seperti asi for baby dari AIMI. Sangat berguna sekali. Aku juga nyasar ke the urbanmama. Di sini sih banyak baca tentang clodi ya. Nyari info tentang melahirkan di Batam, rumah sakit yang bagus, dokter yang bagus, senam hamil, yempat beli perlengkapan bayi, dll. Sebisa mungkin ketika aku useless dan cuek sama urusan rumah, aku tetap menambah ilmu di dunia maya. Selain itu ya nge-game dong, wkwkwkwk.... Alhamdulillah cara ini ukup ampuh untuk mengerem perasaan bosan dan muak dari mual muntah.

Sent from my iPad