Daisypath Anniversary tickers

04 December 2014

Hijrah Masuk Islam, Penuturan yang Mengharukan

Di timeline FB sering seliweran berita orang yg hijrah masuk islam, alhamdulillah.
Tiba-tiba ingat sebuah peristiwa beberapa tahun lalu, sangat mengena di hati dan ingatan.
Di sebuah bus p.o. kramat djati, no. duduk 1, jurusan ponorogo - tangerang (kalo gak salah, lupa).
Ya, saya duduk disitu. Sebelah saya seorang bapak-bapak, ubannya udah lumayan, berbaju hitam. Awalnya ya biasa basa-basi, saling tanya dari mana mau kemana.
Singkat cerita obrolan kami juga makin seru.
Hingga beliau bercerita tentang hijrahnya beliau ke islam. Subhanallah...
Awalnya beliau bercerita tentang perjuangan beliau untuk mendapatkan kerja. Berasal dari kampung, modal nekad dan ijazah SMA waktu itu. Beliau gak berharap banyak.
Mulanya beliau melamar menjadi office boy dan diterima, sungguh beruntung menurut beliau. Agak lupa gimana, karena beliau punya ijazah SMA akhirnya naik ke level supervisor, dan merangkak naik hingga beliau pensiun.
Kejadian hijrahnya beliau ini terjadi sewaktu beliau masih aktif bekerja di sebuah hotel di kawasan sudirman, jakarta.
Awalnya dia penganut katolik ortodok, dgn background keluarga penganut kuat agama tersebut. Tak pernah terbersit sedikitpun dalam benak beliau ataupun ada ketertarikan pada Islam.
Suatu hari, entah angin apa mendadak ada rasa yg mengulik hati beliau kepada juz amma yg ada di musholla hotel tersebut, waktu itu.
Awalnya rasa itu diabakain begitu saja. Hingga akhirnya terbawa mimpi. Dari mimpi tersebut beliau merasa harus masuk dan melihat juz amma. Dan beliau memberanikan diri melakukannya karena tidur semakin tak tenang setiap malamnya.
Karena saya lupa, singkatnya, akhirnya beliau masuk islam setelah mempelajari juz amma.
Kejadian ini sungguh mengena, beliau menuturkan sambil berurai air mata. Sesekali terhenti, beliau mengambil jeda untuk menenangkan perasaannya.
Sungguh hijrah yang luar biasa.
Mulanya beliau saja yg masuk islam. Setelah sekian waktu, disusul anak-anaknya, baru kemudian istrinya.
Kemudian cerita ini diakhiri dengan penuturan beliau tentang karir anak-anaknya yg moncer di bidang perhotelan. Luar biasa!
Satu yg saya ingat, beliau mengatakan, 'saya sangat sedih kalau ingat masa lalu saya, dosa besar. Banyak sekali dosa saya. Saya menyesal mengapa tidak lebih awal mengenal islam, jadi bisa bertobat. Padahal saya setiap hari hilir mudik melewati musholla tersebut, tp tidak tertarik sama sekali. Saya sering berfikir, apakah Allah akan memaafkan dosa saya yg sangat besar di masa lalu? Bersyukurlah, kamu terlahir islam, dari keluarga islam, dari sejak dilahirkan beragama islam'.

Sekian, udah ilang mood nulisnya :D
Sama seperti waktu itu, saya udah kehilangan kata-kata. Seneng seseorang mau berbagi cerita luar biasa pada seseorang yg bukan siapa-siapa. Buat saya, setiap ingat peristiwa ini rasanya seperti ditegur. Malu pada bapak tersebut, terlebih malu pada Allah. Harus bersyukur atas nikmat islam yg telah Allah berikan.

10 October 2014

Donat Wortel Praktis

Donat ini adalah hasil adaptasi dari donat praktis tanpa perlu diuleni yang diposting mbak diah didi di blognya, diahdidikitcen.

Resep asli tanpa wortel. Aku udah nyoba yg sesuai resep dan berhasil. Suami ganteng dan anak ganteng suka, alhamdulillah.

Kali kedua ini bikin lagi dgn menambahkan wortel, biar rada beda dari sebelumnya. Semoga anak ganteng mau comal camil lagi.

Donat Wortel Praktis.

Bahan :
- telur 1 butir
- gula 50 gram
- mentega 25 gram
- susu cair 100 ml
- ragi roti/fermipan 1 sdt
- tepung terigu protein sedang 150 gram
- garam 1/4 sdt
- wortel setengah

Caranya :
Campur telur, gula, dan mentega. Kocok menggunakan whisker.
Setelah rata, masukkan susu cair dan fermipan, kocok rata.
Tambahkan garam dan tepung sedikit denu sedikit.
Tepung sebaiknya diayak.
Campur sampai rata menggunakan spatula.
Lalu masukkan wortel yg sudah diparut/diblender. Ratakan.
Tutup wadah menggunakan plastik wrap sampe.
Diamkan selama 30 menit.
Setelah 30 menit adonan akan mengembang.
Siap digoreng, bentuk bulatan-bulatan menggunakan 2 sendok.
Setelah matang bisa ditaburi gula halus atau pakai coklat leleh seperti mbak diah didi.

09 October 2014

Steam Choco (Milo) Cake.

Mumpung bayi ganteng lagi doyan makan, yuk mari bikin cemilan.
Resep asli dapet dari grup Langsungenak.
Resep aslinya Steam Milo Cake dari mbak Monica Siow.
Tapi aku gk punya dan gak pernah nyetok milo. Kalo di supermarket suka pingin beli tp takutnya mubadzir.
Aha... Inget punya coklat bubuk, kayanya bisa jadi pengganti.

Steam Choco (Milo) Cake by tetangga seberang.

Bahan :
- 3 butir telur
- 50 gram gula pasir, bisa ditambah 30-50 gram lagi jika suka manis (aku pakai 120 gram karena aku pakai coklat bubuk yg tanpa gula)
- milo 30 gram (aku pakai coklat bubuk)
- 60 ml susu cair
- 70 gram butter/mentega yg sudah dicairkan (aku pakai palmia royal, gk punya stock butter)
- 140 gram self raising flour*.

*Self raising flour ini ada sendiri tepungnya. Mungkin di toko bahan kue ada supermarket yg banyak jual produk luar ada. Tapi kalo di hypemart/carefour aku gak pernah liat. Ato mungkin di Batam aja yg gak ada :D
Tapi tenang aja, bisa dibuat sendiri.
Ini resepnya :
- 225 gram terigu protein sedang (contoh segitiga biru)
- 1/2 sdt baking powder
- 1/4 sdt baking soda
Caranya : campur ketiga bahan tsb jadi satu.

Cara membuat kue :
- kocok telur dan gula sampai mengembang menggunakan whisker
- masukkan milo/coklat, susu cair, butter dan tepung (tepung sebaiknya diayak dulu ya)
- aduk rata semua bahan
- masukkan dalam cetakan atau loyang
- kukus selama 15 menit.

Hasil akhir kue akan mengembang.
Alhamdulillah Pramuditya suka. Dan hasilnya coklaaaatttt banget.

Ini penampakan asli steam milo cake, cantik menul - menul

Ah, Pramuditya numpang eksis. Bangun tidur makan kue buatan bunda.

Yang ini kue buatanku. Cantik? Ahahaha... Legam. Bentuknya juga biasa aja.