Daisypath Anniversary tickers

10 September 2012

Terima Kasih Ayah Ganteng

Pernikahan memang baru seumur jagung. Benar-benar umur tanam jagung sungguhan, 5 bulan. Rasanya tak henti-hentinya bersyukur, berjodoh dengannya. Lelaki yang biasa aku sapa 'mas ganteng'.

3 bulan ini aku memang beberapa kali mengubah sapaan menjadi 'ayah ganteng', sesuai dengan kondisi kami saat ini yang tengah bungah mendapatkan anugerah anak.

Aku selalu ingat, setiap telepon Ibu di rumah, selain menanyakan kondisiku juga selalu bertanya, 'mas heru gimana ngadepin kamu?'. Aku tahu, ada sekilas kekhawatiran disana. Tapi aku juga harus menjelaskan bahwa sekarang ini aku hidup bersama seseorang yang bertanggung jawab, menyayangiku, menjagaku dan pastinya amanah sesuai degan kepercayaan yang telah diberikan ibu bapak kepadanya.

Selama ini 'ayah ganteng' selalu sabar menghadapiku. Kadang memang aku iseng, kadang ya memang maunya begitu. Tapi toh dia tak pernah marah. Sekalipun aku berubah menjadi pemalas, dia tak pernah protes. Jika aku tak mau mencuci piring, dia mau mencucinya. Aku tak mau mencuci baju, bahkan ini cuma masalah mencet-mencet tombol di mesin cuci, dia pilih laundry saja daripada aku capek cuci setrika seragam kantornya.

Aku juga tak mau menyentuh dapur, padahal selama 24 jam aku di rumah. Mau makan apa? Sabar saja, tiap pagi kami naik motor ke depan komplek perumahan. Membeli sarapan dan kue untuk cemilanku selama seharian. Baru kemudian dia mandi dan berangkat ke kantor.
Jam istirahat datang, maka dia akan pulang ke rumah. Bersiap makan siang bersamaku, dan tak protes jika aku belum mandi.
Pulang kantor pun juga berusaha tak pernah lewat dari jam 8 malam, agar aku tak terlalu telat makan.

Kadang kala, dia pulang membawa buah atau makanan lainnya. Tanpa aku minta :)

Yang tak pernah terbayang sebelumnya, setiap akan memulai makan (hasil beli dong pastinya), tanpa ada permintaan lagi dariku, otomatis dia akan menyiapkan 2 piring dan sendok untuk kami. Mengisi gelasnya dan tempat minumku dari air di galon. Setelahnya akan mengumpulkan sampahnya.
Jika melihat tempat sampah sudah penuh atau dia mulai mencium bau aneh, udah otomatis akan membuang sampah.

Kami sama-sama anak bontot, sama-sama manja. Sebelum aku hamil, semua ini adalah kebalikan. Setiap makan aku selalu menyiapkan semua. Menyiapkan makanan, peralatan makan, mengambilkan makannya, minumnya dan mencucinya.
Kadang jika sikap kekanak-kanakanku muncul suka sebel. Kenapa gak mau ambil minum sendiri? Huhuhu.... Padahal ini peluang pahala untuk istri. Tidak seharusnya ngedumel.
Tapi melihat apa yang dia lakukan untukku sekarang, aku jadi malu sendiri. Bahkan dia tak pernah mengeluh. Jika dia sedang capek, paling cuma bilang, 'bayi gedhe....'.
Hahahaha....aku memang telah bermetamorfosa menjadi bayi gedhe. Sangat manja dalam segala hal. Toh dia tak pernah mengeluh dan selalu memikirkan kebutuhanku disetiap apa yang dia lakukan.

Thank you 'ayah ganteng'. Kami (aku + our un-born baby), menyayangimu :*

Sent from my iPad

No comments: