Daisypath Anniversary tickers

05 September 2012

Test di Panasonic Industrial Devices Global (PIDG) - Batam

Sekitar 3 minggu setelah job fair yang diadakan Tribun Batam di Mall Top 100, akhirnya datang juga telepon dari Panasonic. Hari Kamis pagi jam 9 aku ikut tes.

Emang bandel ya, berasa rumah nempel ama lokasi Panasonic kali ya... jadi berangkatnya mepet banget. Jam 9 kurang 10 baru berangkat. Sampe pos satpam Panasonic udah jam 9 pas. Udah takut telat aja nih. Gak enak banget kan. Baru test mau masuk aja udah telat. Dimana attitude-nya?
Eh bujug...ternyata di ruangan masih belum ada orang Panasonic-nya. Masuk dengan muka polos... Cari tempat duduk dan nanya ke orang sebelah, 'udah mulai belum Mba?'. Alhamdulillah belum mulai, masih nunggu. Dan ada yang lebih telat lagi daripada aku. Yess!!!

Pertama kali masuk rada bingung. Banyak juga ya yang nglamar. Posisi apa aja nih? Masih ada yang bawa-bawa map segala. Beberapa kok tampangnya gak meyakinkan gitu sih? Berasa dandanan kelewat rapi.

Oh iya...dari pengalaman interview kemarin aku mengambil kesimpulan untuk aku sendiri, bahwa aku termasuk orang yang berbaju rapi dan sopan. Kenapa aku beranggapan begitu? Karena dari beberapa orang yang aku temui suka ada-ada aja deh bajunya. Yang kadang terlihat semi formal di hari selain Kamis dan Jum'at. Entah sepatunya. Ya gak tau ya.... budaya berbusana kerja di Batam ini seperti apa. Karena di sini kan banyak perusahaan swasta. Mungkin gak semua mewajibkan berbusana formal. Atau gimana? Selama di Jakarta sih kebetulan lebih sering di instansi pemerintah, jadi selalu formal. Bahkan seperti di BI kita harus benar-benar berbusana formal. Kantorku termasuk yang menganut busana santai saat kerja. Tapi untuk mencari kerja? Apa iya harus cuek bebek sama penampilan? Hehehehe....

Back to topic. Setelah orang HRD Panasonic masuk... peserta tes dibagi menjadi 2. Untuk PA (production Assistant) dan Operator. Lah...aku bengong dong... Kok gak disebut posisi IT sih? Ternyata IT itu masuk kategori PA. Owalah... Dan beberapa orang yang aku lihat penampilannya kurang meyakinkan ternyata melamar untuk posisi operator. Pantesss...masih pada polos mukanya, ditambah bawa-bawa map isi lamaran gitu :D

Diminta isi form lagi. Eh..orang Panasonic-nya masih inget aja kalo aku apply lewat job fair. Dia bilang...diisi lagi deh form-nya, takutnya kalo yg kemarin hilang atau gimana. Okay...
Tes pertama itu tes hitung angka. kalo biasanya diminta memulai dari kiri bawah, trus dihitungnya ke atas...kalo di Panasonic dari kiri atas, dihitungnya ke kanan. Jadi horisontal, bukan vertikal. Dibagi menjadi 2 bagian. Dan ini gak sebanyak yang biasanya. Kertasnya juga gak gede-gede banget. Bisanya udah kaya kertas tabloid aja kan... ini sih gak sampe satu halaman tabloid kok.

Setelah tes menghitung angka, ada lanjutannya. terdiri dari berapa pertanyaan ya? Lupa. Dibagi 3 bagian kalo gak salah. 30 atau 45 gitu lah. Ada batas waktu ngerjainnya. Lupa berapa lama. 50 menit atau berapa.
Sewajarnya soal psikotes, ada hitungan tambah kurang bagi, deret angka, bangun ruang dan sejenisnya.

Nah...kalo untuk operator kalo gak salah nih...soal keduanya ini beda. Yang sama cuma soal hitungan angka doang. Form biodatanya juga berbeda sama PA, lebih simpel sepertinya.

Dan sekian rangkaian psikotesnya. Tapi ini belum berakhir...
Kami dari tim PA, digiring ke ruangan HRD. Siap-siap untuk interview dengan staff HRD. Yang menginterview aku kemarin namanya Mba Dewi, sekaligus yang menelpon ku.
Interview-nya ternyata gak lama. Udah cemas aja. Urutan nomor 2 dari belakang dari 6 orang. Hehehe...
Interview menggunakan bahasa inggris ya.
Pertanyaan yang diajukan seputar pekerjaan yang sebelumnya, tapi gak terlalu detil sih.
Dan selanjutnya kurang lebih seperti ini :
Q : Kamu sudah menikah. Ada rencana punya anak dalam waktu dekat? Dalam jangka waktu 1 tahun kedepan?
A : Ada. Saya memang berencana mempunyai anak dan tidak menunda.
Q : Kebijakan perusahaan, untuk status kontrak pertama tidak mengcover maternity (asarnya sih selama kontrak tahun pertama kamu gak boleh hamil).
A : Sesuai yang sudah saya sampaikan di awal, saya berencana mempunyai anak dan tidak menundanya. Jika memang peraturan perusahaan seperti itu, oke, tidak masalah untuk saya. Saya bisa menerimanya.

Tapi kata dia... Dia akan tetap mencoba follow up lamaranku ke bagian IT, tentang kebijakan perusahaan akan dicek lagi perlakuannya seperti apa nantinya. Kalo memang ketrima, nanti hari Senin akan dihubungi untuk tes lanjutan.
Oke deh... setelah interview aku sih pasrah aja. Nyari kerja kan kaya nyari jodoh ya. Kalo rejeki gak akan kemana. Dan untuk anugrah anak, kami tidak akan menundanya. Untuk kami anak jauh lebih berharga dan pasti ada rizki yang mengiringinya.
Pulang dari sini udah PD aja pasti gak bakalan ketrima dengan persyaratan seperti yg disampaikan.

Hari Senin berlalu begitu saja. Aku dan Mas Heru udah ketawa aja, yeee..gak ketrima kan?... Siap hunting untuk lowongan berikutnya. Eh tak dinyana,  Hari Selasa Mba Dewi dari Panasonic nelepon lagi untuk interview dengan user IT-nya. Oh...masih lanjut to? Sempet bengong juga setelah nerima telepon. Ada kejutan apalagi nih kok sampe bisa lolos interview HRD? Padahal dengan kondisi yang sudah aku ceritakan dan modal bahasa inggris acakadut aku udah optimis gak bakal lolos. Hehehe...rejeki nih.

Selanjutnya ya datang ke PIDG di Batam Center seperti sebelumnya. Mepet-mepet lagi datangnya. Dan ternyata udah ditunggu-tunggu. Ih...jadi malu lagi. Baru tes kerja udah telat aja.
Kali ini aku berdua aja sama seorang cowok fresh graduate dari salah satu perguruan tinggi swasta di Yogya. Orangnya sih asli orang Batam. Sebelumnya pernah magang di dealer gitu lah kalo gak salah. Interview kedua ini sama orang IT-nya. Ada 2 orang. Satu orang dari Indonesia dan satu lagi dari Singapura. Mudah kok membedakannya. Yang pertama dari segi fisik ya, mayoritas orang Singapura kan chinese. Yang kedua dari pakaian. Kalau orang Indonesia atau yg direkrut di Indonesia pasti pakai seragam, kalau dari Singapura pakai pakaian bebas.
Tentu saja interview menggunakan bahasa Inggris. Tapi ada sesi dimana aku kesulitan menjelaskan, boleh pakai bahasa Indonesia. Orang Singapura ini malah lebih jelas pronuncation-nya daripada orang Indonesia-nya menurutku. Hehehe...
Masuk, salaman, duduk.
- Mifta, 24 tahun, sudah menikah. Ada rencana mempunyai anak dalam jangka waktu 1 tahun kedepan? (dan seterusnya masih seputar ini)
Yaaaaah... itu lagi.
Singkatnya dari percakapan yang terjalin (ah bahasanya), aku menjelaskan bahwa aku tidak menunda untuk mempunyai anak dan bisa menerima kebijakan perusahaan. Tapi tetap aku mengucapkan terima kasih atas kesempatan yang diberikan oleh Panasonic untuk melakukan tes sampai sejauh ini dan ini akan menjadi pengalaman berharga untukku. Meskipun demikian aku akan tetap berusaha untuk mendapatkan pekerjaan dengan bekal yang aku dapatkan selama ini.
Selanjutnya beranjak ke pertanyaan tentang pengalaman kerja, sekolah, gaji, dll.
Kemudian yang orang Singapura menjelaskan tentang gambaran umum job desc pekerjaan, ada 3 bagian yang ada : infrastruktur, development dan support. Dia menanyakan, kira-kira dengan penjelasannya tadi aku sreg di bagian mana kalo ketrima?
tanpa ba bi bu aku jawab support. Alasannya sederhana saja. Di bagian itulah selama ini aku ada. Meskipun pernah juga di application development tapi kan gak di core-nya alias bukan sebagai programmer. Sedangkan untuk infrastruktur memang sedari sekolah aku kurang berminat. Terlalu banyak trouble dan mainnya kasar. Hehehhe...gak jatuh cinta tuh sama hardware, beda ama suami.
Selain itu dijelaskan juga tentang jam kerja. Kemudian seragam. Dia sempat tanya, keberatan gak kalau harus pakai seragam setiap hari? It's okay. Dalam hati ngomong, "yaaah...gak ada gaya-gayaan lagi dong". Hehehehe.... Maklum...ini kan nglamarnya di pabrik :D Jadi harus ikut prinsip safety-nya dong.
Sama seperti interview sebelumnya, dia akan coba bicarakan ini dengan atasannya. Mengenai kebijakan perusahaan tentang maternity akan ditanyakan lagi ke HRD apakah ada case-case khusus.
Okay Pak, no problemo.
Keluar ruangan, langsung dikasih tau orang HRD kalau ada informasi lebih lanjut akan dihubungi lagi 3 hari kerja kedepan. Siap Bu!!!!

Bener aja, hari Senin aku udah ditelepon untu interview lanjutan. Hehehe... rejeki kan.... Gak bakalan lari lah. Biar kata aku ngotot gak menunda kehamilan, kalau perusahaan butuh mah gak bakalan berpaling *cuih sombongnya...wakakakaka...
Hari Selasa ditelpon lagi karena ada perubahan hari, jadinya Rabu jam 4. Eh bujug...ada gitu interview sore-sore. Hadeeeh...oke deh.
Sesuai yang disampaikan dan berdasarkan pengalaman sebelumnya aku memutuskan datang 15 menit lebih awal. Menunggu eh menunggu lama juga sampai lewat setengah jam. Ternyata si user lagi miting. Wokey...
Usernya kali ini orang Singapura lagi tapi perempuan. Bahasa Inggris (lagi) dong interviewnya. Tapi yang kali ini lebih rileks ya. Dia juga ramah dan banyak senyum. Dari sekian lama aku nunggu, interview-nya itu cuma sekitar 5 menit. Dia cuma nanya tentang pekerjaan sebelumnya dan sekolahku aja. Hahahaha....merdeka!
Setelah selesai, aku ditemani orang HRD. Dia menjelaskan bahwa usernya OK dan dia minta slip gajiku dari perusahaan sebelumnya untuk proses lanjutan. Untuk pembicaraan lanjutannya akan dihubungi lagi.
Hahahaha..... tuh kan.... Gak perlu muluk-muluk mengumbar janji untuk sebuah pekerjaan. Prinsipnya sama seperti nyari jodoh. Harus jujur. Kalau sakit ya sakit di depan. Kalau emang jodoh dengan kondisi apapun pasti lolos kok.

Sesuai kesepakatan, aku menyerahkan scan slip gaji terakhir dari perusahaan tempat aku kerja sebelumnya. Selanjutnya aku ditelepon untuk penjelasan mengenai gaji.

Sabtu, 5 Agustus 2012. Hari pertama puasa, 1 Ramadhan 1433 H.
Sesuai keterangan jam 8 aku udah datang di Panasonic. Langsung ketemu sama Mba Dewi. Sesuai perkiraan, Panasonic udah punya standarisasi gaji.
Sempat dijelaskan untuk jenjang/level di atas operator itu ada 5 level. Dan dia menjelaskan aku berada di level berapa. Gaji pokoknya berapa, kemudian tunjangan dan lain-lainnya seperti apa.
Sempat diskusi sama Mas Heru dulu by phone. Baik loh...Mba Dewi ngasih aku waktu di ruangan tertutup buat aku nelepon. Pada akhirnya aku setuju. Alasannya : ya memang butuh kerja dan udah males nyari-nyari lagi. Wakakakaka....
Kontrak selama satu tahun. Jika setahun kedepan kerjaku bagus, bisa langsung diangkat permanen, jika dirasa masih kurang, akan dikontrak setahun lagi.
Naaaahhhhh...yang penting nih...yang selalu diwanti-wanti saat interview, maternity.
Tetap berlaku bahwa Panasonic tidak mengcover metrnity untuk kontrak tahun pertamaku. Jika di tengah kontrak aku hamil, Panasonic akan memutuskan kontrak sepihak. Kapan? Seperti umumnya, maternity itu 3 bulan, dimulai 1,5 bulan sebelum melahirkan sampai 1,5 bulan setelah melahirkan. Jadi kontrak akan diputus 1,5 bulan sebelum melahirkan.
Jika setelah melahirkan pihak usernya masih menginginkan untuk kembali, aku masih bisa balik.
Tapi sepertinya sih memulai dari awal lagi ya kontraknya.
Dengan kondisi kebijakan ini sih, aku OK aja. Baguslah... Hehehehe...
Setelah menandatangani kesepakatan gaji, langkah selanjutnya tes kesehatan sebagai persyaratan akhir. Aku dikasih surat pengantar untuk tes kesehatan di sebuah medical lab di sebuah ruko komplek niaga Sukajadi, namanya Media Lab.
Oh iya...sesuai kesepakatan aku akan mulai kerja pertama, masa orientasi dulu di hari kamis tanggal 25 Juli 2012. Mestinya sih Senin 23 Juli, tapi aku harus ambil paspor. Dan aku pikir masih mau menyiapkan mental lagi buat kerja. Dikasih tau juga untuk orientasi seragamnya apa, barang bawaannya apa dan masuknya jam berapa. Siaaaaapppp!!!!

Kebetulan Mas Heru lagi lembur juga Sabtu itu. Tapi udah ijin untuk ngurus keperluanku. Langsung deh menuju Sukajadi. Mengisi form dan menunggu.
Tes pertama ambil urine. Dilihatin pas ngambilnya. Jadi rada-rada gimana gitu. Wakakaka....
Selanjutnya ada ukur tinggi, berat badan, mata dan tensi darah. Waktu tes mata rada bermasalah karena aku gak bawa kacamata dan aku lupa minus berapa. Jadi dikira-kira aja.
Selanjutnya ada pengecekan badan. Suruh nungging ama pertugasnya (cewek), ngecek ada wasir apa gak kalo gak salah. Terus periksa payudara untuk pengecekan kanker payudara kali ya.

Langkah selanjutnya seharusnya adalah pengambilan darah. Entah kenapa waktu aku itu lama. Kalo gak salah nunggu hasil tes urine.
Sebenarnya aku udah ngerasa, akan ada yang gak beres dengan tes kesehatan ini, terutama tes urine. Dan benar saja. Petugas yang ngambil urine, minta pengambilan sample darahku ditunda dulu. Aku harus test urine lagi. Karena konsisi lagi puasa dan aku gak kebelet pipis, akhirnya menunggu dulu beberapa menit. Selang 10 menit kemudian aku ambil urine lagi. Alhamdulillah bisa keluar tuh. Padahal gak kebelet. Wakakakaka...bocorrrr...
Trus si petugasnya ngasih lihat ke aku... ada sebuah kertas, lebarnya sekitar 5 mm, panjang 10 cm. Ketika dimasukkan ke urine, di kertas itu ada indikator yang akan berubah warna merah. Setelah melihat hasil tes urine, aku menandatangi surat pernyataan mengenai hasilnya. Dan diminta menunggu. Cukup lama ya.... namanya juga nunggu, gak ada yang betah.
Pada akhirnya petugasnya bilang, mereka akan mengkonfirmasi dulu ke pihak Panasonic, nanti dari Panasonic yang akan ngasih info ke aku.

Sabtu ke Minggu. Minggu ke Senin. Senin ke Selasa dan berubah menjadi Rabu. Belum ada kabar lanjutan dari Panasonic. Sempat kepikiran untuk telepon aja. tapi Mas Heru bilang, datang aja langsung besok pas hari pertama orientasi sesuai ketentuan.
Kamis, 25 Juli 2012 jam 7 pagi udah duduk manis di lobby gedung 3 PIDG. Akhirnya ketemu sama Mas Sigit, salah satu staff HRD. Ngobrol sebentar lalu dipanggilkan Mba Dewi.
Sesuai hasil tes kesehatan yang belum kelar, tepatnya berdasarkan hasil tes urine-ku, akhirnya Panasonic memutuskan untuk membatalkan.
Memangnya hasil test urine-nya apa sih?????
Hasilnya.... kertas yg panjang 10 cm dengan lebar 10 mm itu, indikatornya menandakan warna merah 2 garis.
Alasan Panasonic membatalkan, karena khawatir dengan kondisi di masa-masa ini.
Alhamdulillah aku dan Mas Heru sudah mempersiapkan untuk kondisi ini. Dan kami pikir mungkin akan jauh lebih baik demikian.
Aku menjelaskan ke Mba Dewi bahwa aku bisa menerima keputusan tersebut dengan lapang dada. Tidak ada alasan untuk tidak terima atau sakit hati. Aku bersyukur, untukku saat ini fokus pada kondisiku.

Seneng sih...ternyata kualifikasiku gak buruk ya...nyatanya Panasonic tertarik tuh sama aku. Wkwkwk...
Tapi memang ada rencana Allah yang lebih manis untuk keluarga kecil kami. Insya Allah akan menjadi indah dan selalu ada rizki dari pintu yang lain.

1 comment:

Unknown said...

Mau nanya, berapa ya gaji yg ditawarkan Panasonic utk bagian IT. Kebetulan saya dapet panggilan. Terima kasih :)